Rabu, 09 Maret 2011

PERFORMANS PETERNAKAN SAPI DALAM KANDANG KOLEKTIF ”MAKMUR JAYA” DESA BATU KUMBUNG, KECAMATAN LINGSAR, KABUPATEN LOMBOK BARAT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
OLEH RIA HARMAYANI
BIB.007.019
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN-UNIVERSITAS MATARAM
2010

PENDAHULUAN

I.Latar Belakang
Pada tahun 2008, Pemerintah Nusa Tenggara Barat telah mencanangkan NTB sebagai “Bumi Sejuta Sapi” sehingga NTB merupakan salah satu wilayah pengembangan peternakan sapi dalam peningkatan ekonomi, daya beli, kesehatan, kecerdasan, dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu upaya untuk memperbaiki, memajukan dan menunjang keberhasilan dalam dunia peternakan adalah dengan meningkatkan pengelolaan kandang ternak, yaitu dengan pengembangan sistem kandang kolektif. Yakni kandang-kandang ternak yang ditempatkan secara berkelompok pada suatu bidang tanah tertentu.
Tujuan dari pemeliharaan sapi dalam kandang kolektif adalah untuk melindungi sapi dari hujan dan matahari, memudahkan manajemen pemberian pakan, perkawinan, pengontrolan pertumbuhan ternak (pencatatan), memudahkan pengawasan dan perawatan, serta vaksinasi terhadap penyakit ternak, memudahkan dalam seleksi dan pelaksanaan kawin suntik, menghindari terjadinya pencurian ternak karena para peternak secara bergiliran ikut menjaga ternaknya dan dapat menghimpun para peternak dalam sebuah kelembagaan.
Selain itu, kotoran sapi dapat ditampung dalam suatu tempat untuk dijadikan pupuk atau biogas, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga, biaya dan tanah untuk membangun kandang, serta memudahkan Dinas Peternakan atau instansi lain dalam membina dan memberikan pelayanan kepada para peternak yang tergabung dalam kandang kolektif. Untuk tujuan inovasi, teknologi dan informasi dalam bidang pertanian dan peternakan, maka pemeliharaan sapi dalam kandang kolektif dapat memudakan para petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat perlu untuk dilakukan pengamatan dan praktek lapangan untuk dapat mengetahui performans peternakan sapi dalam kandang kolektif ”Makmur Jaya”.

Tujuan Dan Kegunaan Praktek Kerja Lapang
Tujuan Praktek Kerja Lapang
a. Untuk mengetahui performans peternakan sapi dalam kandang kolektif ”Makmur Jaya” di Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat,
b. Untuk mempelajari berbagai aspek dalam dunia peternakan yang meliputi ternak, peternak, dan organisasi masyarakat dalam kandang kelompok,
c. Untuk mempelajari manfaat kandang kolektif, denah, lokasi, perjanjian dan pembagian keuntungan (dalam sistem kadasan), struktur organisasi kandang kolektif dan pengembangan usaha peternakan dalam kandang kolektif “Makmur Jaya”.
Kegunaan Praktek Kerja Lapang
1.Untuk Mahasiswa
Dapat mengetahui tingkah laku sapi bali dan cara-cara pemeliharaan sapi bali dalam kandang kolektif.
2.Untuk Fakultas
Data-data dan informasi dari hasil PKL dapat dijadikan sumber informasi bagi penelitian yang berkaitan dengan performans peternakan sapi dalam kandang kolektif berikutnya.
3.Untuk Tempat PKL
Merupakan sarana untuk bertukar fikiran dan informasi antara peternak dan mahasiswa dalam pemecahan suatu permasalahan yang dihadapi peternak.

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

A.Lokasi, Kondisi Umum Kandang Kolektif “Makmur Jaya” dan Waktu Pelaksanaan PKL
1.Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKL
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di kandang kolektif ”Makmur Jaya I” yang berlokasi di Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini dari tanggal 19 Desember 2009 sampai tanggal 15 Februari 2010 dan dilaksanakan selama ± 2 bulan.
2.Kondisi Umum Kandang Kolektif “Makmur Jaya”
Desa Batu Kumbung adalah salah satu desa yang cukup berkembang dan terus memajukan masyarakatnya. Di tahun 1984, Desa Batu Kumbung pernah meraih juara pertama dalam Lomba Desa Tingkat Propinsi. Prestasi tersebut tidak terlepas dari masyarakatnya yang senantiasa menerima saran dan kritik demi perubahan yang lebih baik. Masyarakatnya sebagian besar merupakan petani dan peternak. Usaha peternakan yang digeluti masyarakatnya merupakan usaha yang turun temurun dan terus dipelihara secara tradisional.
Lokasi kandang kolektif ”Makmur Jaya” dibangun di atas tanah milik masyarakat Desa Batu Kumbung. Kandang kolektif “Makmur Jaya”merupakan bagian dari Gabungan Kelompok Tani Desa “Karya Bersama” dan terbagi menjadi tiga lokasi kandang kolektif yakni kandang kolektif “Makmur Jaya I”, “Makmur Jaya II” dan ”Makmur Jaya III”. Luas ketiga kandang kolektif tersebut adalah ± 50 are, dengan luas masing-masing kandang kolektif adalah ± 15 are.
Kandang kolektif “Makmur Jaya I” dibentuk pada tahun 1980 dari dana swadaya masyarakat. Berawal dari kelompok tani holtikultura (khususnya Manggis), kemudian berkembang menjadi kelompok tani ternak. Pada tahun 2006, Desa Batu Kumbung mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa pengadaan sapi bali bakalan sebanyak 42 ekor yang terdiri dari 38 betina dan 4 jantan.
Dari bantuan tersebut, peternak hanya menyediakan lahan dan kandangnya dibuat oleh pemborong yang merupakan pihak ketiga dalam penyaluran bantuan tersebut, dimana yang berperan sebagai pihak pertama yaitu Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Barat dan pihak kedua yakni kandang kolektif “Makmur Jaya”.

Untuk mengetahui bagaimana kondisi bangunan kandang, sanitasi dan struktur organisasi kandang kolektif “Makmur Jaya I”dapat dilihat pada uraian berikut :

Kondisi Bangunan Kandang
Kandang kolektif ”Makmur Jaya I” memiliki desain seperti pada gambar 1 dan terbuat dari bahan-bahan sederhana dan murah dengan konstruksi kandang yang kuat karena bagian pinggiran kandang dibatasi kayu-kayu pemisah.

Semua sapi bali ditempatkan dalam satu kandang yang luas. Dengan atap kandang yang terbuat dari asbes dan berdinding kayu dengan lantai yang disemen. Ketinggian kandang mencapai 3.5 meter dengan panjang ± 10 meter dan lebar ± 6 meter.
Tempat pakan terbuat dari bahan kayu, papan dan bambu. Pada bagian samping tempat pakan sengaja dibuat agak rendah untuk memudahkan sapi untuk makan. Tempat pakan tersebut memiliki panjang 1.5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1.5 meter dengan volume sebesar 1.5 meter3 untuk 2 ekor sapi.

Sanitasi Kandang
Dari hasil pengamatan selama kegiatan PKL di kandang kolektif ”Makmur Jaya I” kebersihan kandang kurang diperhatikan dan peternaknya jarang membersihkan ternak dan kandangnya setiap hari, walaupun ada juga peternak yang sudah memiliki kesadaran akan sanitasi kandang.
Kotoran sapi dan sisa pakan ditumpuk di bagian samping kandang dan belum dimanfaatkan sehingga seringkali dibuang atau dihanyutkan ke sungai yang berada di samping kandang. Kebersihan di dalam kandang juga terkadang sering diabaikan oleh para peternak, begitu juga dengan kebersihan ternaknya.

Dari observasi saat kegiatan PKL berlangsung, dapat diketahui bahwa peternak membersihkan kandangnya sebanyak 2 hingga 3 kali dalam seminggu. Karena jarang dibersihkan, tak jarang kotoran menumpuk dalam kandang, bercampur debu dan sisa pakan. Para peternak juga jarang memandikan ternaknya, dan bila dimandikan, sapi akan dibawa ke sungai di samping kandang atau dimandikan dalam kandang hanya dengan seember atau dua ember air yang diambil dari sungai tersebut, kemudian menyikat kulit sapi dengan sikat cuci.

Struktur Organisasi
a. Keanggotaan Kandang Kolektif ”Makmur Jaya” secara umum adalah sebagai berikut :
Tahun 1980 : 100 orang
Tahun 2006 : 25 orang
Tahun 2010 : 44 orang

Terjadi penurunan jumlah peternak pada tahun 2006 disebabkan karena masyarakat Desa Batu Kumbung beralih menggeluti bidang holtikultura yang merupakan aset terbesar pendapatan masyarakatnya. Selain itu, rendahnya generasi muda yang menjadi peternak.
Sedangkan pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah anggota kandang kolektif karena disamping berusaha dibidang holtikultura, usaha sampingan beternak digeluti secara bersamaan. Dimana, penghasilan yang diperoleh dari bertani dan usaha holtikultura diinvestasikan dalam bentuk usaha peternakan sapi, sehingga meningkatkan jumlah peternak.

b.Susunan Pengurus Kandang Kolektif ”Makmur Jaya” adalah sebagai berikut :
•Ketua Gapoktan ”Karya Bersama” : Sukirno
•Ketua kandang kolektif ”Makmur Jaya” : Supardi
•Sekretaris kandang kolektif ”Makmur Jaya”: Supardi
•Bendahara kandang kolektif ”Makmur Jaya” : Ilare

Ketua Gapoktan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelompok tani dan kelompok ternak (kandang kolektif ”Makmur Jaya”) yang ada di Desa Batu Kumbung. Sedangkan ketua kandang kolektif bertanggung jawab terhadap semua kegiatan kandang kolektif ”Makmur Jaya” baik ”Makmur Jaya I”, ”Makmur Jaya II” ataupun ”Makmur Jaya III”. Sekretaris kandang kolektif bertugas dalam pencatatan (recording) data-data sapi yang ada dalam kandang kolektif ”Makmur Jaya” dan mencatat seluruh kegiatan yang berlangsung dan terkait dengan kandang kolektif.

B.Macam Kegiatan
Selama kegiatan praktek kerja lapang, kegiatan yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1.Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan persiapan-persiapan seperti :
1.Survey lokasi,
2.Persiapan alat-alat yang akan digunakan yaitu timbangan pakan, tongkat ukur dan pita ukur,
3.Berkenalan dengan para peternak dan fasilitator,
4.Mengambil dokumentasi lokasi,
5.Mewawancarai kepala dusun, dan
6.Mencari peta dusun dan lokasi kandang kolektif.

2.Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1.Melihat lokasi dan kondisi kandang kolektif,
2.Mewawancarai dan diskusi dengan ketua kandang kolektif dan peternak dengan quisioner yang telah dibuat,
3.Membantu memberikan pakan dan air minum pada sapi bali,
4.Melihat lokasi para peternak mencari pakan,
5.Menentukan umur dan mengestimasi bobot badan sapi dengan pengukuran lingkar dada dan panjang badan dan pendekatan dengan rumus Schrool.
6.Memberikan bibit rumput Mulato 1 pada peternak untuk dibudidayakan.

3.Tahap Akhir
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu :
1.Meminta tanda tangan ketua kandang kolektif ”Makmur Jaya” dan melengkapi tanda tangan fasilitator,
2.Analisis data dan pembuatan laporan PKL.

HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DAN PEMBAHASAN

Dari kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil pengamatan dan observasi sebagai berikut :
A. PETERNAK
Pengetahuan dan pengalaman beternak sangat mempengaruhi cara pemeliharaan dan hasil yang dicapai dalam suatu usaha peternakan. Dalam kandang kolektif “Makmur Jaya” jumlah peternak yang tergabung menjadi kelompok adalah sebanyak 44 orang dan peternak yang berasal dari luar anggota sebanyak 30 orang. Para peternak, baik yang tergabung menjadi anggota atau tidak, memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Bagi peternak yang tergabung sebagai anggota kandang kolektif, dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nama dan Keanggotaan peternak yang ada dalam kandang kolektif “Makmur Jaya I, Makmur Jaya II dan Makmur Jaya III” Pada Tahun 2009

No Nama Jumlah Sapi (Ekor) Jenis Kelamin Termasuk Anggota Kelompok/ Tidak Jenis Kadasan
♂ ♀
1. Mulyadi 1 √ Tidak Individu
2. Taat 1 √ Tidak Individu
3. Nurini 1 √ Anggota Individu
4. Amaq Ayu 1 √ Tidak Individu
5. Amaq Wati 2 √√ Tidak Individu
6. Adi 1 √ Tidak Individu
7. Amaq Soni 1 √ Tidak Individu
8. Amaq Murdi 2 √√ Anggota Pemerintah
9. Amaq Junaidi 1 √ Tidak Individu
10. Ibah 2 √ √ Tidak Individu
11. Iden 2 √ √ Tidak Individu
12. Nengah 2 √ √ Tidak Pemerintah
13. Nurbi 3 √√ √ Tidak Individu
14. Dinah 1 √ Tidak Individu
15. Lebar 2 √ √ Tidak Individu
16. Agus 1 √ Tidak Individu
17. Hamdan 2 √ √ Tidak Individu
18. Rite 1 √ Tidak Individu
19. Marjan 1 √ Tidak Pemerintah
20. Samide 3 √√ √ Tidak Individu
21. Sarine 2 √ √ Tidak Individu
22. Made 1 √ Tidak Individu
23. Murde 1 √ Tidak Individu
24. Purna 1 √ Tidak Individu
25. Kirte 1 √ Tidak Individu
26. Wati 1 √ Tidak Individu
27. Keliq 1 √ Tidak Individu
28. Amaq Hir 2 √ √ Tidak Individu
29. Semini 1 √ Anggota Pemerintah
30. Amaq Saban 2 √ √ Tidak Individu
31. Cakuq 1 √ Tidak Individu
32. Amaq Ri 1 √ Tidak Individu
33. Amaq Sah 2 √ √ Tidak Individu
34. Supardi - - - Ketua Kelompok -
35. Sukirno - - - Anggota -
36. Erwin Sartono - - - Anggota -
37. Suherman - - - Anggota -
38. Asri - - - Anggota -
39. Andar Wijaya - - - Anggota -
40. Sudiono - - - Anggota -
41. Amaq Winata - - - Anggota -
42. Arinun - - - Anggota -
43. Bambang - - - Anggota -
44. Darli - - - Anggota -
Jumlah 48 26 22 Anggota : 14 orang
Luar Anggota : 30 orang
Sumber : Data Primer Diolah (2009)

Tabel 2. Identitas Peternak Dalam Kandang Kolektif ”Makmur Jaya I”
No. Nama Peternak Umur (Th) Pendi-dikan Terakhir Tanggu-ngan Keluarga (Orang) Penga-laman Beternak (Th) Motivasi Beternak (Th) Pekerjaan Lain
1. Mulyadi 39 SD 2 20 Tabungan Petani
2. Taat 39 SD 2 25 Tabungan Petani
3. Nurini 43 - 1 30 Tabungan Petani
4. Amaq Ayu 39 SD 2 25 Tabungan Petani
5. Amaq Wati 39 SMP 2 20 Tabungan Pedagang
6. Adi 38 SD 2 17 Tabungan Petani
7. Amaq Soni 40 SD 2 20 Tabungan Petani
8. Amaq Murdi 40 SD 2 20 Tabungan Petani
9. Amaq Junaidi 39 SD 2 20 Tabungan Petani
Sumber : Data Primer Diolah (2009)

Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir dari para peternak dalam kandang kolektif ”Makmur Jaya I” adalah SD dan SMP, namun memiliki pengalaman beternak rata-rata lebih dari 20 tahun. Hal tersebut didukung oleh Yasin dan Dilaga (1993) yang menyatakan bahwa sebagian besar peternak sapi bali berpendidikan rendah dan sedikit berasal dari generasi muda. Para peternak memiliki motivasi beternak yang sama yaitu sebagai tabungan atau investasi bila sewaktu-waktu membutuhkan uang.
Kepemilikan ternak sapi dapat mencerminkan tingkat pendapatan dan kondisi perekonomian para peternak. Faktor jumlah pemilikan ternak, biaya obat-obatan dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak. Oleh karena itu, peningkatan jumlah kepemilikan ternak akan meningkatkan pendapatan peternak. Dalam bidang peternakan, proyeksi produksi lebih banyak ditentukan oleh jumlah pemilikan ternak. Jumlah pemilikan sapi di peternak sulit untuk ditingkatkan karena keterbatasan kemampuan modal yang dimiliki oleh peternak (Gunawan, dkk, 1998).
Tabel 3. Pemilikan Ternak Sapi Bali Dalam Kandang Kolektif “Makmur Jaya I”
No. Nama Peternak Jantan Betina Anak Jumlah(Ekor)
1. Mulyadi √ 1
2. Taat √ 1
3. Nurini √ 1
4. Amaq Ayu √ 1
5. Amaq Wati √√ 2
6. Adi √ 1
7. Amaq Soni √ 1
8. Amaq Murdi √ √ 2
9. Amaq Junaidi √ 1
Sumber : Data Primer Diolah (2009)


B. TERNAK
Di pulau Lombok, telah melembaga sistem pemeliharaan secara kadasan atau paroan. Seyogyanya sistem ini tetap dipertahankan. Skala pemilikan ternak sebaiknya tetap dalam skala kecil untuk mencegah investasi yang terlampau banyak. Namun demikian, jumlah peternak yang terlibat dapat ditingkatkan (Yasin dan Dilaga, 1993).
1. Asal Usul Ternak Sapi
Untuk dapat mengetahui asal usul sapi bali dalam kandang kolektif ”Makmur Jaya” dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4. Asal Usul Ternak Sapi Dalam Kandang Kolektif ”Makmur Jaya I”
No. Nama Peternak Asal Usul Ternak Sapi Keterangan
1. Mulyadi Hasil kadasan Kadasan pemerintah
2. Amaq Taat Kadasan Kadasan individu
3. Nurini Kadasan Kadasan individu
4. Amaq Ayu Hasil kadasan Kadasan pemerintah
5. Amaq Wati Membeli Membeli dengan modal sendiri
6. Amaq Adi Membeli Membeli dengan modal sendiri
7. Amaq Soni Kadasan Kadasan individu
8. Amaq Murdi Hasil kadasan dan membeli Kadasan pemerintah dan membeli dengan modal sendiri
9. Amaq Junaidi Hasil kadasan Kadasan Individu
Sumber : Data Primer Diolah (2009).

Untuk perjanjian pembagian keuntungan dalam kandang kolektif “Makmur Jaya” terdapat 2 bentuk sistem kadasan yaitu kadasan pemerintah dan kadasan individu.
1.Kadasan Pemerintah
Pola pengembalian adalah 1 : 1 = 4, artinya setiap satu ekor ternak yang diterima/ dikadaskan dikembalikan satu ekor keturunan (anak sapi) dalam jangka waktu empat tahun. Jadi, terdapat perjanjian bahwa selama ± 4 tahun, sapi bantuan pemerintah tidak dapat dijual. Peternak hanya diperbolehkan menjual ternak hasil kadasan (turunannya), sedangkan induknya menjadi milik kandang kolektif dan akan dipelihara secara bergiliran/ sistem bergulir dengan peternak lain dalam kandang kolektif tersebut. Bila hasil kadasan pemerintah dijual, maka keuntungannya dibagi menjadi 3 bagian, dimana dua bagian untuk peternak dan satu bagian untuk kandang kolektif.
Contohnya :
Bila harga penjualan sapi bantuan (induk) dijual dengan harga Rp. 5.000.000,- dan diperkirakan modal pembelian ternak yang akan dikembalikan pada kandang kolektif sebesar Rp. 3.500.000,- maka, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 1.500.000,- yang kemudian akan dibagi menjadi 3 bagian. Dimana, 2 bagian dari Rp. 1.500.000,- untuk peternak yakni sebesar Rp. 1.000.000,- dan 1 bagian dari Rp. 1.500.000,- yakni sebesar Rp. 500.000,- menjadi milik kandang kolektif untuk tambahan pembelian sapi bersama/ sapi masyarakat dan untuk dana perbaikan kandang kolektif.
2.Kadasan Individu/ Pribadi
Dalam pembelian bibit sapi, biasanya pemilik modal bersama-sama dengan peternak memilih ternak di pasar hewan, karena peternak biasanya lebih mengetahui bibit ternak yang baik. Dalam penjualan ternak, modal kembali pada pemilik modal dan keuntungannya dibagi menjadi 2 bagian, dimana 1 bagian untuk pemilik modal dan 1 bagian lagi untuk peternak.
Contohnya :
Bila modal dalam pembelian ternak sebesar Rp. 4.000.000,- dan penjualan ternaknya dengan harga Rp. 5.000.000,- maka diperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.000.000,- yang kemudian akan dibagi dua antara peternak dan pemilik modal. Jadi keuntungan yang diperoleh pemilik modal dan peternak adalah sama besar yakni Rp. 500.000,-
Pembagian keuntungan kadasan dari kandang kolektif


2. Ukuran Tubuh dan Bobot Badan Ternak Sapi
Ukuran tubuh dan bobot badan sapi bali dalam kandang kolektif ”Makmur Jaya” dan perbandingan bobot badan sapi dari berbagai sumber dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Ukuran Tubuh Dan Bobot Badan Sapi Bali
No Umur Ternak Jenis Kelamin
(♀ / ♂) Panjang Badan (cm) * Lingkar Dada (cm) ** Taksiran Bobot Badan (Kg) *** Umur Sapi (Th) Bobot Badan Sapi Dari Berbagai Sumber (kg)
Jantan Betina
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 5 Bulan
2 Tahun
2.5 Tahun
2.5 Tahun
2.5 Tahun
2.5 Tahun
4 Tahun
3.5 Tahun
5 Tahun
4 Tahun
3.5 Tahun ♀









♀ 92
93
96
107
107
109
109
109
110
110
117 80
140
142
140
145
134
145
143
153
150
156 104,04
262,44
268,96
262,44
278,89
243,36
278,89
272,25
306,25
295,84
316,84 1
2
3
4
5 133-147
210-260
400-495
260-320
320-400 121-133^
170-225
300-370^
225-240^^
240-300^^
Sumber : Data Primer Diolah (2009)
Keterangan :
Tanda * diukur dengan tongkat ukur
Tanda ** diukur dengan pita ukur
Tanda *** diprediksi dari panjang (cm) dan lingkar dada (cm),
Bobot badan sapi diprediksi dengan rumus “Shcrool” yang dikutip Siregar (1994) :
( LD + 22 )"/ 100 LD = Lingkar dada dan " tanda untuk kuadrat )pangkat2

Tanda ^ Pane (1990), ^^ Tillman (1981) yang disitasi Gunawan, dkk, (1998)

Penampilan fisik sapi bali dapat mencerminkan kondisi tubuhnya secara keseluruhan. Penampilan tubuh yang baik tentunya didukung oleh ukuran tubuh yang proporsional serta bobot badan normalnya sesuai dengan umur (Soeprapto dan Abidin, 2006). Taksiran bobot badan sapi bali dalam kandang kolektif ”Makmur Jaya” tidak jauh berbeda dengan bobot badan sapi bali pada berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar